Judul buku : Lim Ciong Pendekar Gunung Liang San
Episode : Terperangkap di Balai Rahasia Harimau Putih
Dipetik dari : 108 Pendekar Gunung Liang San (Sui Hu Thuan atau Tepi Air)
Pengarang : Su Nai An
Penerbit : Zambhala
Tebal : 63 halaman
Harga : Rp 50.000,-
Kisah bergambar :"Terperangkap di Balai Rahasia Harimau Putih" ini berdasarkan dua bab dari karya klasik Cina terkenal : 108 Pendekar Gunung Liang San(Sui Hu Thuan / Tepian Air) oleh Su Nai An, novelis yang hidup pada akhir dinasti Guan, dan awal dinasti Beng (pertengahan abad ke 14)
Peristiwa-peristiwa yang mendasari novel ini adalah kejadian pada awal abad ke 12. Kurun waktu ini adalah masa terjadinya pemerasan dan penindasan yang kejam terhadap rakyat jelata oleh para penguasa Song Utara. Hal ini memperburuk pertentangan antara petani dengan tuan tanah, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan para petani.
Karena para penguasa sudah sangat korup dan bejat sampai-sampai para prajuritnya juga turut bergabung dengan para pemberontak. Novel Tepian Air itu menjelaskan dengan terperinci bagaimana awal terbentuknya laskar rakyat dari gunung Liang San. Mulai dari pertumbuhannya hingga akhir hayat dari 108 pemimpinnya.
Kisah bergambar ini menceritakan beberapa episode mengenai Lim Ciong, pemberontak terhadap istana kaisar yang menjadi salah seorang pemimpin pasukan Liang San. Lim sebelumnya adalah pelatih senjata di Tong Kia (ibukota Song Utara). Pada suatu hari ketika ia beserta isteri pergi ke kuil Pek Ma Si untuk membakar dupa, mereka dijahili oleh Tuan Muda Ko yang bernama Ko Nga Lue. Ayahnya seorang marsekal bernama Ko Kiu. Melihat isteri Lim Ciong demikian muda dan cantik, Tuan Muda Ko ingin memperisterinya.
Begitulah, akhirnya tuan muda Ko dengan dibantu oleh begundal-begundalnya serta ayahnya, berhasil memfitnah Lim Ciong sehingga mendapat hukuman : ............ diasingkan. Untuk selanjutnya tinggal merebut isterinya. Namun apakah berhasil atau tidak ? Nampaknya di buku ini belum terjawab.
Buku ini disamping tebal juga besar gambarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar