Sabtu, 26 Desember 2009

Puncak Colmo Lungma - Jan Mintaraga

Sudah Terjual




SUDAH TERJUAL

Jumlah Jilid : 16
Tebal : 64 Halaman Setiap Buku
Ukuran : 18 x 13 cm
Kondisi : Baik
Harga : Rp 200.000,-
Sudah Terjual


JAN MINTARAGA
Jan Mintaraga (lahir di Yogyakarta, 8 November 1942 – meninggal 14 Desember 1999 pada umur 57 tahun) adalah seorang komikus Indonesia. Ia sempat mengecap pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta dan di Institut Teknologi Bandung.

Ia mulai menggambar komik sejak tahun 1965. Banyak karya yang sudah diterbitkan, antara lain Sebuah Noda Hitam, Tunggu Aku di Pintu Eden. Cerita-cerita silat: Kelelawar, Teror Macan Putih, Indra Bayu, dll.

Ia juga menulis komik sejarah seperti Imperium Majapahit, Api di Rimba Mentaok. Selain sebagai seorang kartunis, Jan Mintaraga juga dikenal sebagai seorang ilustrator. (Dari : Wikipedia.org


Jan Mintaraga

"Rio Purbaya" dalam ("Sebuah Noda Hitam") Seorang pemuda mengenakan jins, sepatu kets, menggelantung jaket di pundaknya dengan wajah yang kumuh bak Kota Jakarta. Itulah ciri khas goretan Jan Mintaraga dalam komik-komik "roman Jakarta"—demikianlah julukan "genre" komik karya Jan Mintaraga, Sim, dan Zaldy. "Dia mampu menangkap semangat zaman," tutur Seno Gumira Ajidarma.

Lahir di Yogyakarta pada 1942, Jan belajar di bawah bimbingan komikus R.A. Kosasih dan Ardisoma. Dengan guru yang lebih dikenal sebagai komikus wayang, Jan malah lebih terkenal sebagai komikus roman remaja. Ia dianggap sebagai komikus yang agak kebarat-baratan, terutama karena gayanya sangat dipengaruhi komikus Amerika.

"Komik saya terilhami lagu-lagu Bob Dylan," tutur Jan mengakui. Ia selalu mengambil seting Kota Jakarta, metropolitan, kehidupan anak-anak orang kaya dengan segala problema cintanya. Tapi ia juga sempat membuat beberapa komik laga seperti Indra Bayu, Runtuhnya Pualam Putih, Kelelawar, Puri Iblis, Runtuhnya Puri Iblis, Misteri Tertangkap Jin, Macan Putih, dan Sepasang Gelang Mustika. Tapi tokoh ciptaannya yang terkenal, Rio Purbaya, dalam Sebuah Noda Hitam, yang laris pada awal 1970-an. "Untuk Jakarta saja, menurut penerbitnya, terjual 20 ribu eksemplar dan menjadi box office," ujar Jan, yang pernah mengenyam bangku Seni Rupa ITB dan Insitut Seni Indonesia di Yogyakarta. Saking populernya komik itu, aktor Roy Marten, yang pernah ngetop pada masa itu, mengaku terilhami tokoh Rio setelah melahap habis komik itu. Roy bahkan sampai berpenampilan sama dengan Rio, kemeja kotak-kotak biru dan celana jeans belel.

Pada 1970-an, untuk komik setebal 48 halaman, honor Jan adalah Rp 200 ribu. Sebagai gambaran, harga emas waktu itu Rp 250 per gram, jadi bisa dibayangkan betapa jayanya kehidupan komikus yang sukses di zamannya.

Dari : majalah.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar